Desa Gema
Haay, Assalamua’laikum.
Gimana kabarnya? Sehat? Kemaren di hari Kamis, senang with kengkawan Gagasan.
Iya, senang walau lelah :D Jadi berawal pas cerita-cerita ala warung kopi
bareng Ika-Bang Hafiz-Arul-Mamak-Hanif diluar sekre dihari Senin yang lalu,
tercetuslah sebuah ide untuk liburan bareng. Ya, kebetulan Kamis-Jum’at-Sabtu-Minggu
ini FREE!
Ada yang ngusulin ke
Gema, ke Siak, ke Sungai hijau, dan berbagai opsi-opsi lain. Aku kira cerita
ala warung kopi ini hanya sekedar ‘cerita’ bualan seperti halnya perencanaan
jalan-jalan yang lalu, eh ternyata beneran diangkat pas rapat, walau aku nggak
datang rapat.
Diperencanaan awal, ke
Gema ini bakal sekalian camping. Iya, jadi perginya hari Kamis dan pulangnya
Jum’at. Sebenarnya aku nggak niat ikut, mengingat kondisi dirumah lagi nggak
stabil. Adik aku pulang dari pesantren sakit cacar, nggak tega pula
ninggalinnya. Masa aku happy-happy dan dia kesakitan dirumah kan? Tapi aku
pikir-pikir, kapan lagi bisa dapat kesempatan jalan-jalan kaya gini? Kapan lagi
bisa mengenal Riau lebih dalam? Aku juga jadi keingat kata-kata dari blog kak
Meykke yang bunyinya gini : “Ibarat hidup adalah sebuah buku. Bagi mereka yang
tak pernah melakukan perjalanan, sejatinya mereka hanyalah tinggal dalam
lembaran buku yang sama, sepanjang masa.”
Akhirnya aku tekadkan
diri untuk pergi. Izin ke aba pun sekarang mudah. Sejak umurku 20 tahun, aba
ngasih kepercayaan penuh untukku. Mungkin menurut aba, aku sudah bisa memilih
mana yang baik, mana yang buruk. Walau terkadang juga kalau keseringan
pergi-pergi, sering disindir sama aba. Makasi
untuk kepercayaannya, ba! {} Maaf jika kepercayaan itu sering kali
disalahgunakan ;’(
Sekitar jam 7-an, aku
berangkat ke kosnya Ama. Nungguin Ama yang baru mandi. Perjalanan kali ini,
fristtime bagi aku makai celana jins. Entah tetiba dapat celana jins dilemari.
Aku nggak suka pergi pakai celana gitu, lebih enakan pakai rok, tapi aku mikir
karna entar ‘medan’nya itu bakal ngedaki-masuk hutan-nyebur air gitu, akhirnya
aku memilih untuk pakai celana. Lagian kalau aku pakai rok, entar aku di bully
lagi kaya pas mau berangkat PKJTLN sebulan yang lalu -___- Yang mau baca cerita
PKJTLN, bisa baca disini.
Tiba disekre udah
ramai. Sempat merajuk bohongan sama Aqib karna dia nggak ngejemput. Iya,
jadi aku minta jemput sama Aqib soalnya aku nggak bawa motor, sedangkan Ama
sama Desnoy. Kata Aqib, tadi yang ngejawab bm itu si Adrial. Baru tau ternyata
semalam anak-anak sekre pada masak untuk jalan-jalan ini, sorry nggak bantu,
nggak tau sih. Haha!
sok-sok OOTD-an haha
Jam 8-an kalau nggak
salah, kami on the way. Pada tau kami pergi naik apa? PICK UP! Iya, mobil yang
dibelakangnya itu kebuka dan yang ketutup Cuma bagian depannya. Bang Hafiznya
nggak pergi, soalnya pas di hari H malah sakit. Yang ikut pergi sekitar 18
orang (aku-Ama-Desnoy-Ika-Kak JM-Aqib-Arul-Adrial-Alif-Pak
De-Irna-Ita-Navi-Bang Rico-Toni-Hanif-Bang Ipul-Arif) dan kami sempit-sempitan
di jok belakang dengan barang-barang. Tapi disitulah sensasinya. Jadi belajar
sabar dan saling berbagi diatas pick up itu.
Selama perjalanan
kesana diisi dengan nyanyi-nyanyi oleh anak sekre, sedangkan aku seperti biasa
kalau lagi diperjalanan bawaannya ngantuk. Abang pick up-nya ngebawa mobil
awut-awutan, kami yang jadinya kesakitan. Si Arif malah sempat-sempatnya mikir
kalau abang itu nganggap kami barang, makanya ngejalani mobilnya kaya gitu.
-__- Nyampai lokasi udah sekitar jam 11-an kalau nggak salah dan kami langsung
jalan ke ‘medannya’ yang membutuhkan setengah jam perjalanan.
Asli ngos-ngosan karna
jalannya naik turun-naik turun gitu. Memang sih nggak sejauh perjalanan ke
Ngarai sianok di Bukittinggi sekitar sebulan yang lalu, tapi tetap aja
ngos-ngosan. Tetap aja melelahkan. Kasihan yang cowok disuruh bawa air
minum-dandang nasi-lauk, sedangkan yang cewek Cuma bawa badan. Paling kasihan
liat Toni, soalnya sepanjang perjalan dia yang sering banget nenteng dandang
nasi. Nggak papa Ton, namanya juga cowok
ya kan? Haha!
Toni ini type teman
yang care, dia yang nyariin aku-Ama-Desnoy kayu biar nggak terlalu capek pas
ngedaki dan pas di jalan turunnya. Bukan hanya kekami, tapi keteman-teman yang
lain juga care kok dianya. Kami pergi ketiga air terjun, tapi lebih banyak
ngehabisin waktu di air terjun pertama.
Desnoy-Muthi-Aqib
Irna-Desnoy-Aku-Ama
Arul-toni-Aqib
Nyampai di air terjun
pertama langsung didorong kak JM akunya. Langsung deh basah kuyub nyebur gitu.
Pengen ke air terjunnya, tapi untuk menuju ke air terjunnya langsung,
ditengah-tengahnya dalam,ya udah aku main dipinggir-pinggir aja. Udah dua kali
Toni ngajakin ke bagian air terjunnya, tapi aku nggak mau karna takut.
Ama-Desnoy juga nggak sampai ke bagian air terjunnya, kami sama-sama takut.
Payah memang. -__-
Selesai makan di lokasi
air terjun pertama, kami pergi ke air terjun kedua. Lokasinya nggak jauh dari
air terjun pertama. Air terjun kedua nggak terlalu besar, tapi tetap aja
ketengah-tengahnya itu dalam dan aku lagi-lagi nggak sampai ngerasai tangan
diair terjunnya. Iya takut tenggelam. Haha.
Puas di lokasi air
terjun kedua, akhirnya kami beranjak ke air terjun ketiga. Asli keluar dari air
itu rasanya dingin banget. Sampai menggigil saking dinginnya. Di lokasi air
terjun ketiga, aku bisa ngerasai tangan untuk menyentuh air terjun plus
batu-batunya. Soalnya air terjunnya bentuknya kaya pelosotan dan rendah,
ditengah-tengahnya juga nggak dalam. Tapi memang licin sih. Sempat-sempatnya
pula kami semua berphoto di air terjun itu, serasa air terjun itu milik anak
Gagasan aja :D haha.
Setelah asik-asik
bernarsis ria, si Pak De dan Aqib jatuh tergelincir gitu. Badan mereka pada
luka-luka. Paling kasihan liat Aqib, jatuhnya nggak lazim. Selesai menikmati
air terjun, kami kembali kerumah penduduk, tentu saja untuk sampai kerumah
penduduk harus ngelewati tanah yang ngedaki dan menurun plus licin. Harus
ekstra hat-hati.
Indah :D Ini dari kamera Alif
Sempat juga aku
mengagumi keindahan disana. Mengagumi pohon-pohon sawit yang berjejer plus
gunung ditiap sisinya. Sayang banget nggak aku photo, soalnya hp aku lowbat.
;’( Pas ngagumi keindahan itu, secara spontan keluar dari mulut aku kalimat
sejenis gini : “Wih indah”. Mereka-mereka yang ngedengar aku ngomong gitu
langsung ngerespon kalau apa yang aku bilang indah itu dimata mereka adalah hal
yang biasa. Mereka bilang lebih indah ditempat ini ditempat itu bla bla bla
-__- Asli, rada ngegondok dengarnya. Nggak bisa apa biasa aja -_-
Aku itu suka liat
pemandangan. Sebiasa apapun dimata orang lain, tetap kalau menurut aku indah ya
indah. Jangankan pemandangan didesa Gema itu, pemandangan didekat rumah aku aja
kalau subuh-subuh indah, tetap aja aku betah ngelihatnya berlama-lama, padahal
udah hampir tiap hari aku ngelihatnya. Apalagi kalau hujan, bisa tuh aku
berdiri berlama-lama dijendela Cuma buat ngeliat keluar rumah. Ngeliat hal yang
sama. Sedangkan pemandangan didekat IC UIN SUSKA aja masih sering kukagumi.
Setelah sampai dirumah
warga, kami pada rebutan kamar mandi buat ganti baju. WC-nya rada-rada -_- Iya,
jadi WC-nya itu hanya seng-seng yang disusun pendek tanpa atap. Takut ada yang
ngintipin. Setelah semuanya selesai, kami kembali pulang. Back to Pekanbaru!
Sepanjang perjalanan diisi dengan bercerita tentang pengalaman dihari itu plus
merekanya nyanyi-nyanyi.
Aaak, senang walau
lelah. Trimakasih untuk cerita di hari Kamis itu kengkawan Gagasan. Trimakasih
untuk semua tawa-candanya. Trimakasih sudah mewarnai hari-hariku. Aku sayang
Gagasan dan kalian semua, walau mungkin terkadang aku menyebalkan {} Walau aku
belum bisa ngasih banyak hal terbaik untuk Gagasan. Aku senang berada diantara
kalian. Aku senang berada dirumah kedua ini.
Ayo susun rencana untuk
pergi jalan-jalan lagi :D Kemana lagi kita akan melangkahkan kaki? Kemana lagi
kita akan membekukan kenangan? Semoga bukan ini yang terakhir kalinya ya.
Sejatinya hidup adalah perjalanan. Perjalanan yang pada akhirnya akan berujung
pada surga atau neraka. Setiap orang berhak untuk mengisi perjalanan itu sesuka
dan semaunya, sedangkan aku ingin sekali mengisi perjalanan itu dengan hal-hal
yang bermanfaat. ;’)
Makasih juga udah jadi
‘adik’ yang baik buat Aqib. ;)) Iya, jadi Aqib salah satu adik magang yang baik
dan care, walau terkadang kalau disekre suka ngerusuh dan gangguin. -_-
Aqib nggak Cuma baik ke
aku, tapi kesemuanya, sampai-sampai Ama bilang gini kekami : “Aqib ni baik
kali. Bisa-bisa aku jatuh cinta pula sama dia nanti”. Haha, berondong Ma, beda dua tahun :v Tapi setelah aku pikir-pikir,
kata-kata Ama ada benarnya juga. Sedikit mengingatkan buat para lelaki, cewek
itu suka baper. Dikasih perhatian dikit bisa-bisa langsung ‘ngena’ dihati.
Walaupun mungkin nganggapnya adik-kakak, tetap aja kalau nggak punya hubungan
saudara, rasanya diberi perhatian gitu ya cewek mikirnya udah lain.
Namanya juga cewek,
mainnya perasaan, walau mungkin beda umur dua tahunan, tetep aja! Cewek mana sih yang nggak suka diperhatiin
sampai segitunya? Makanya buat para lelaki, jangan suka ngasih perhatian lebih
ya, kasihan ceweknya. :D
Eeh kok malah melenceng
dari judul entry ya? Hehe. Pokoknya intinya senang!! Makasih sekali lagi buat
LPM Gagasan dan PIMUM kecenya kami, bang Al Hafiz Yunas. Nyampai sekre langsung
ter soswit-soswiit ngelihat sekre dalam keadaan rapi dan habis dipel. Ternyata
yang ngerapihin bang Hafiz. So wiit banget abang satu ini. Haha! Oke deh segini
dulu, salam sayang, @muthiiihauraa.
Jum’at, 25 Desember
2015. 22.40 WIB.
Wahh air terjunnya mantap tuh...
BalasHapus